Serangga yang satu ini cukup unik. Lihat saja bentuknya,kepalanya memanjang seperti moncong dengan rahang diujung untuk mencokok mangsa. Sepasang sayap transparan melekat ditubuhnya yang ramping.
Gerakannya cukup gesit dan cepat sepeti lalat. Pada individu jantan,
organ genital yang berada di ujung abdomen (perut) memiliki bentuk yang
khas. Membesar, melengkung dan meruncing, mirip sepeti kalajengking, dari situlah nama Lalat Kalajengking
atau Scorpionflies disematkan. Meskipun bentuk dan penampilannya yang
menyeramkan, tapi hewan yang satu ini tidak menyengat dan sama sekali
tidak berbahaya.
Para ahli taksonomi memasukkan serangga ini dalam bangsa (ordo) Mecoptera. Meco artinya panjang, ptera artinya sayap. Serangga yang bersayap panjang. Dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, kelompok ini termasuk sedikit. Di seluruh dunia hanya dikenal sekitar 550 jenis dalam 9 famili. Serangga ini masih berkerabat dekat dengan bangsa lalat dan nyamuk. Dari bukti peninggalan fosil, ternyata si lalat kalajengking sudah eksis sejak jaman Permian, sekitar 280 juta tahun yang lalu.
Mereka tesebar luas di dunia,
kebanyakan di daerah temperata dan sub-tropis yang beriklim lembab.
Salah satu familinya (Boreidae) bahkan beradaptasi untuk tinggal di
daerah beriklim dingin. Seringkali hidup di permukaan es atau salju.
Jika ditangkap dan dipegang, akan mati karena kepanasan dari suhu tubuh
manusia
Individu dewasa dan larvanya bersifat omnivorus, alias
pemakan segala. Kebanyakan memakan sisa serangga mati
dan tumbuhan yang membusuk. Namun ada juga yang menjadi predator
serangga lain, memangsa lalat kaki-panjang (Tipulidae).
Bangsa
Mecoptera ini memliki siklus metamorfosis yang sempurna. Mulai dari
telur, larva, pupa (kepompong) hingga dewasa. Larvanya seperti ulat,
berada di dalam tanah atau kayu membusuk untuk membentuk pupa. Jika
kondisi lingkungan sangat kering, pupa akan dormansi selama
berbulan-bulan. Saat kondisi menguntungkan, baru keluar menjadi serangga
dewasa.
Berbicara mengenai siklus hidup, serangga ini memiliki perilaku seksual
yang unik. Para betinanya tergolong cewek matre. Makanan berupa ulat,
kumbang atau lalat, harus disajikan kepada betina sebagai syarat.
Sebelum melakukan, si penjantan akan mengeluarkan feromon untuk
membangkitkan gairah seksual si betina. Saat betina sudah terangsang,
akan mendekati si jantan dan memeriksa makanan yang di sediakan, jika makanan
tidak menarik, si betina akan pergi terbang.
Saat betina merasa cocok, dia akan mulai menyantap. Pada momen inilah
sang pejantan segera melancarkan serangannya. Selama jantan mengawini,
si betina tetap cuek dengan makanan. Jika
makanan cukup besar, selama 20-30 menit. Jika berukuran sedang, kurang
dari 17 menit.